Minggu, 31 Agustus 2014

Kecamatan Sine Meriahkan 17 Agustus

Acara 17 Agustus dalam rangka memperingati hari jadi indonesia, kecamatn sine mengadakan Eksposisi di lapangan kecamatan sine dengan menggelar acara wayang semalam suntuk dan dihadiri oleh Bupati Ngawi. sealain itu acara tanam pohon asuh juga menjadi agenda keacamatan sine dalam memeriahkan acara ini.

Polres Ngawi Kawal Pemecahan Rekor MURI Tari Orek-orek

     






   
Polres Ngawi melakukan pengamanan kegiatan Ngawi Spektakuler yang memecahkan Rekor MURI dan Rekor Dunia Baru melalui pagelaran Tari Orek-orek, Minggu (31/8/2014). Acara yang digelar di Alun –alun Merdeka Ngawi ini melibatkan 15.124 peserta dari seluruh pelajar di Kabupaten Ngawi mulai tingkat SD, MI, SMP, MTS, SMA, SMK dan MAN. Forpimda Kabupaten Ngawi juga mengikuti Tari Orek-orek ini. Kegiatan ini digelar dalam rangka memperingati Hari Jadi Ngawi ke-656 dan HUT Kemerdekaan RI ke-69.(hp ngawi/ziz)

sumber : http://halopolisi.com/2014/08/31/polres-ngawi-kawal-pemecahan-rekor-muri-tari-orek-orek/

Kamis, 28 Agustus 2014

Wajah Lama Masih Dominasi Anggota DPRD Kabupaten Ngawi


NGAWI™ Sidang paripurna istimewa dengan agenda pelantikan calon anggota terpilih DPRD Kabupaten Ngawi hasil Pemilihan Legislatif (Pileg) pada 9 April 2014 lalu di gelar di Pendopo Wedya Graha. Pelantikan bagi 45 anggota DPRD Kabupaten Ngawi mendasar Surat Keputusan (SK) Gubernur Jawa Timur No171.404/428/0112014 untuk periode 2014-2019, (24/08).



Ketua Pengadilan Negeri (PN) Kabupaten Ngawi Aris Bawono Langgeng atas nama Gubernur Jawa Timur langsung memimpin dalam pengambilan sumpah jabatan terhadap anggota baru yang disaksikan Bupati Ngawi serta Unspinda.

Dari 45 orang anggota DPRD Kabupaten Ngawi yang baru hampir separuhnya merupakan wajah lama hasil Pileg 2009 lalu. Dengan perincian sekitar 20 orang masih didominasi anggota lama yang masih menduduki kursinya kembali sedangkan 25 orang wakil rakyat merupakan wajah baru yang berhasil merebutkan kursi pada Pileg kemarin.

Tri Pujo Handono Sekretaris DPRD Kabupaten Ngawi menerangkan 45 orang wakil rakyat yang dilantik tersebut hasil dari 6 daerah pemilihan sesuai rekomendasi pengesahan KPUD Kabupaten Ngawi. Dari daftar calon legeslatif untuk DPRD Kabupaten Ngawi, menurut Tri Pujo Handono, banyak juga anggota dewan yang lama mencalonkan kembali.

Namun, upaya mereka merebut hati pemilih kandas dan kalah oleh orang-orang baru. “Dari yang dilantik hari ini masih terlihat orang-orang lama, padahal kemarin pas pileg itu hampir seluruh anggota dewan lama ikut merebutkan kursi kembali namun sebagian besarnya belum beruntung,” katanya. 

Dari 45 kursi DPRD Kabupaten Ngawi kupas Tri Pujo Handono, PDI Perjuangan hampir menguasai sepertiga dari jumlah kursi dewan, totalnya pada Pileg kemarin berhasil mendulang 15 kursi. Untuk urutan selanjutnya Golkar meraup 7 kursi, Gerindra 5 kursi, PKB 4 kursi, PKS 4 kursi. Sedangkan untuk Partai Demokrat harus legowo dengan perolehanya hanya 2 kursi disusul PAN 2 kursi dan Hanura 2 kursi, PPP 2 kursi dan Partai NasDem 2 kursi.

Sementara Bupati Ngawi Budi Sulistyono seusai acara sangat mengharapkan komposisi baru ini menjadi sebuah penyegaran dalam kinerja parlemen daerah dalam menyerap dan memperjuangkan aspirasi masyarakat. Akan tetapi sesuai koridornya, anggota legislatif yang baru menampaki kursi kedewanan harus secepatnya mampu beradaptasi dengan kondisi yang serba baru. 

“Proses mereka ke kursi dewan saya kira tidaklah terlalu mudah bahkan harus berjibaku siang malam untuk bisa mewakili kehendak rakyat yang diamanahkan kepundaknya, tetapi dengan permasalahan itu sangatlah bagus kalau toh mereka secepatnya menyesuaikan diri,” kupasnya. 

Hal senada juga dilontarkan Sarjono wakil ketua sementara DPRD Kabupaten Ngawi, dalam waktu dekat pihaknya segera mempersiapkan yang menyangkut alat kelengkapan kedewanan. Meski demikian untuk waktunya paling tidak membutuhkan sekitar satu bulan lebih sambil menunggu adanya peraturan tentang tata administrasi.
Sumber : http://www.sinarngawi.com/2014/08/wajah-lama-masih-dominasi-anggota-dprd.html

Pos Gizi

       Pos Gizi Desa Kuniran diselenggarakan mulai dari tanggal 1 juli sampai dengan 8 agustus, acara ini diselenggarakan oleh ibu - ibu pkk, acara ini menjaring 14 balita yang terkena gizi buruk yaitu di dukuh jaten. acara ini juga bekerja sama dengan puskesmas sine.


Pengamat Apresiasi Pengelolaan Pajak di Bawah Presiden



Jakarta - Rencana pengelolaan pajak oleh sebuah badan khusus di bawah presiden mendapat apresiasi dan bahkan dianggap sangat krusial untuk dilaksanakan di Pemerintahan mendatang dengan segera.

Yustinus Prastowo, analis Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Jakarta, menjelaskan penerimaan pajak adalah sumber pendapatan negara terbesar, mencapai 75 persen penerimaan APBN.

Mencermati penerimaan pajak dalam RAPBN 2015, dia menilai pemerintahan baru nanti akan menanggung risiko penyempitan ruang fiskal karena potensi perlambatan ekonomi mengancam pertumbuhan penerimaan pajak menuju titik nadir. Yaitu di bawah dua digit alias di bawah 10%.

"Karena itu, di tengah aneka ikatan yang membelenggu, rencana pengelolaan pajak oleh badan tersendiri setingkat kementerian di bawah Presiden merupakan gagasan yang baik dan patut diapresiasi," tegas Yustinus kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (23/8).

Dengan itu, lanjutnya, Pemerintahan baru akan melakukan reformasi sistem perpajakan secara menyeluruh, yang menyentuh aspek kebijakan, ketentuan, maupun administrasi. Sekaligus menyusun skala prioritas dan standar capaian kinerja yang terencana, terarah, dan terukur.

"Kebijakan perpajakan 5 tahun ke depan harus mencerminkan perimbangan penegakan hukum, perlindungan hak wajib pajak, pelayanan prima, dan redistribusi pendapatan yang lebih baik melalui penyediaan infrastruktur dan layanan dasar bermutu," jelasnya.

Sebagai catatan untuk memperkuat gagasan itu, Yustinus menjelaskan bahwa selama 10 tahun Pemerintahan Presiden SBY, tax ratio atau perbandingan penerimaan pajak terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), hanya sebesar 12,3 persen. Itu naik 0.2 persen saja dari kondisi 2004.

Kondisi demikian berada di bawah rerata tax ratio Negara sebaya (lower-middle income countries) yang sebesar 17,7 persen. Padahal standar tax ratio untuk mencapai tujuan pembangunan millenium sebesar 25 persen.

"Bahkan Indonesia di bawah Negara-negara ASEAN seperti Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Kondisi ini amat memprihatinkan karena kebutuhan pembiayaan pembangunan yang amat besar tidak diikuti peningkatan penerimaan pajak yang signifikan," jelasnya.

Yustinus menekankan bahwa rendahnya tax ratio mencerminkan tidak adanya peta jalan pembentukan sistem perpajakan nasional yang baik. Hal itu tercermin dalam fakta bahwa target penerimaan pajak dalam 4 tahun terakhir tidak pernah tercapai. Selain itu, penambahan jumlah wajib pajak melambat, dimana baru mencapai sekitar 25 juta pada 2013 dari 60 juta penduduk potensial.

"Selain itu, tingkat kepatuhan pajak masih rendah, hanya di bawah 50 persen pada 2012-2013. Selain itu, masih marak praktik penghindaran pajak, dan tingkat korupsi di institusi pemungut pajak yang masih tinggi," ujarnya.

Maka tak mengherankan bila penetapan tax ratio di RAPBN 2015 sebesar 12,3 persen tidak sekedar konservatif, tetapi juga menunjukkan kemalasan Pemerintah berinovasi dan berkreasi. Sumber-sumber potensi penerimaan pajak belum dipetakan secara baik dan upaya pemungutan pajak belum dilakukan dengan optimal, jelas Yustinus.

"Hal ini tampak dalam timpangnya tax ratio sektoral, terutama sektor-sektor unggulan yang berkontribusi besar terhadap PDB seperti perkebunan dan kehutanan, pertambangan, konstruksi, dan jasa," ujarnya.

Jokowi Bisa Jadi Presiden Lumpuh


      Jakarta (beritajatim.com) - Berdasarkan hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI), program yang diusung pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) akan terganjal di DPR RI. Sebab, di parlemen nanti dikuasai oleh Koalisi Merah Putih. Demikian sesuai hasil survei LSI yang menyebutkan sebesar 45,60% publik meyakini program-program Jokowi-JK akan terhambat di DPR jika DPR didominasi Koalisi Merah Putih. "Mayoritas parlemen dikuasai Koalisi Merah Putih. Sebesar 45,60% publik meyakini program Jokowi-JK akan terhambat di DPR," ujar peneliti LSI, Ruli Akbar, Kamis (28/8/2014). Sedangkan sebesar 31,09% memiliki kepercayaan bahwa program-program Jokowi tidak akan terhambat. "Publik khawatir Jokowi-JK menjadi presiden yang lumpuh. Tapi 31,09% publik percaya program (Jokowi-JK) nya tidak akan dihambat," tambahnya. Diketahui, pemerintahan Jokowi-JK akan secara resmi dimulai setelah pelantikan pada 20 Oktober 2014.

Selasa, 26 Agustus 2014

Acara Gerak Jalan 17 Agustus

      Acara Gerak jalan dalam rangka memperingati hari kemerdekaan 17 Agustus diselenggarakan dengan meriah oleh sekecamatan sine dan diikuti oleh seluruh desa di wilayah kecamatan sine. Para perangkat Desa ikut memeriahkan acara ini begitu juga dengan ibu-ibu pkk yang ikut aktif serta dalam memeriahkan acara ini.